Perbedaan Kehidupan Kampus dengan Kehidupan Sekolah
Setelah menyelesaikan pendidikan selama 12 tahun di bangku sekolah, tentu banyak diantara para pelajar untuk melanjutkan pendidikannya ke peguruan tinggi, yaa walaupun ada juga yang lanjut untuk berkerja.
Di perguruan tinggi atau bisa juga kita sebut kampus, tentu memiliki kondisi lingkungan yang berbeda dibangingkan dengan kondisi lingkungan di sekolahan.
Entah itu dilihat dari cara didik pendidik terhadap muridnya, teman-teman di sekitar, waktu KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) ataupun perilaku pendidik terhadap yang dididik.
Perlu kita ketahui juga, ketika kalian sudah diterima menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi, tentu sebelum memasuki masa-masa perkuliahan, kalian akan mengalami yang namanya masa-masa ospek, dalam dunia perkuliahan, hal ini sering disebut sebagai PKKMB atau Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru.
Ketika di sekolah memang pelajar disebut sebagai siswa dan siswi, namun saat sudah memasuki kampus istilah tersebut sudah diganti menjadi mahasiswa dan mahasiswi. Namun, saat kamu baru saja dinyatakan lolos di suatu perguruan tinggi negri atau saat kamu memasuki semester satu dan semesvter dua, kamu masih disebut sebagai mahasiswa baru.
Nah, sebagai mahasiswa baru, kamu akan mendapatkan bimbingan dari kating atau kakak tingkatmu dan tentunya di sana kamu akan melakukan adaptasi dengan kondisi lingkungan perkuliahan.
Berbicara mengenai PKKMB, tentu tidak jauh dengan MOS atau ospek di tingkat sekolah yang pernah kamu alami, mereka sama-sama memberi kebijakan seperti membuat atribut ospek, membawa bekal dengan sedemikian rupa, memberi aturan untuk datang sangat pagi, ada controlling atau pressing (yang biasanya ada komdis atau komisi disiplin yang marah-marah), dan lain sebagainya.
Akan tetapi, perlu kamu ketahui bahwa saat kamu mengikuti PKKMB, akan terasa kekeluargaan yang erat di sana, karena kakak tingkat yang mengadakan PKKMB ini, selain untuk memperkenalkan mahasiswa baru kepada kondisi lingkungannya, juga mengajarkan apa arti kekeluargaan, dan kakak tingkat berusaha untuk mengajak adik-adiknya agar bisa menjalin ikatan kekeluargaan.
Oke itu mungkin seputar PKKMB yang dilaksanakan sebelum kamu memasuki masa-masa perkuliahan. Sekarang kita beralih untuk membahas masa-masa perkuliahan. Ini perlu kamu baca baik-baik karena kamu sebagai calon mahasiswa baru tentu akan mengalaminya.
Pertama, kita bahas mengenai pertemanan di perkuliahan.
Mungkin saat kamu duduk di bangku SMA, akan sangat jarang sekali teman-temanmu yang berasal dari kota lain apalagi dari pulau lain, dengan demikian tentu kamu akan sangat mudah beradaptasi dengan teman baru saat duduk di bangku sekolah.
Namun, perlu kamu ketahui bahwa saat kamu duduk di bangku kuliah, teman-teman yang akan menemani hari-harimu di dunia perkuliahan tidak hanya berasa dari daerah tempat tinggalmu saja, melainkan dari berbagai daerah dengan kebudayaan dan karakter yang berbeda-beda.
Dengan demikian, kamu harus berhati-hati saat bergaul dengan teman yang baru kamu temui.
Mungkin jika kamu adalah pribadi yang pandai bergaul, tentu saja kamu akan mudah untuk berkomunikasi dengan baik dengan siapapun teman baru mu itu, namun jika kamu bukan orang dengan tipe seperti itu.
Saya sarankan untuk berhati-hati dalam bersikap dan belajarlah untuk bisa mengerti perasaan orang lain, namun juga kembali lagi jangan sampai karena kamu mencoba untuk menjadi orang yang baik, kamu malah di manfaatkan oleh teman-temanmu.
Jadi, silahkan untuk menjadi orang yang cerdas dan pandai dalam mengambil keputusan. Sebagai mahasiswa, kamu tentu harus memiliki pemikiran yang lebih dewasa dibandingkan saat menjadi seorang siswa.
Kemudian, kita akan membahas mengenai tugas-tugas yang diberikan di perkuliahan jika dibandingkan dengan tugas-tugas yang kita dapatkan saat dibangku sekolah.
Tentu perbandingannya sangat berbeda jauh teman-teman, saat di sekolah kita akan mendapatkan tugas setelah kita memperoleh materi yang disampaikan oleh guru mata pelajaran, akan tetapi saat di perkuliahan, terkadang kita akan mengerjakan tugas hanya bermodalkan sebuah modul atau materi yang diberikan dosen dalam bentuk file seperti pdf atau ppt. dan tugas tersebut diberikan sebelum dosen menyampaikan materi yang terkait.
Yaa bisa dibayangkan bahwa kita mengerjakan tugas dengan ilmu hasil mempelajari sendiri.
Tapi memang seperti inilah menjadi mahasiswa, dosen tidak harus menjelaskan semuanya secara rinci, jika mahasiswa ingin mendapatkan ilmu yang banyak tentu harus mencari referensi yang banyak, oleh karena itu ketika awal masuk menjadi mahasiswa baru pasti akan diajak oleh universitas untuk mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan, hal ini bertujuan agar ketika memasuki proses perkuliahan nanti, dengan adanya perpustakaan diharapkan akan mempermudah mahasiswanya untuk mencari referensi.
Perlu juga kalian ketahui bahwa perilaku dosen terhadap mahasiswa tentu berbeda dengan perilaku guru terhadap muridnya.
Sebagai contoh mengenai nilai, jika di sekolah mungkin guru akan mencari muridnya jika murid tersebut tidak mempunyai nilai minimal untuk dinyatakan naik kelas, namun di dunia kampus, dosen tidak akan mencari mahasiswa hanya karena nilainya yang tidak memenuhi standart kelulusan, jika memang nilainya tidak memenuhi, maka pasti mahasiswa tersebut tidak lulus dan akan mengulang mata kuliah di tahun berikutnya.
Memang hal ini diterapkan, dengan demikian tentu memberikan dampak yang baik kepada mahasiswa seperti mengubah sifat malas menjadi rajin, yang awalnya dulu di sekolah hanya belajar saat menjelang ujian menjadi giat belajar tiap harinya, lebih memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, dan masih banyak manfaat-manfaat lain yang bisa didapatkan.
Lalu yang ketiga kita akan membahas mengenai kehidupan mahasiswanya. Saat kalian menempuh pendidikan di bangku sekolah, tentu jarang sekali ada siswa/siswi yang tinggal mandiri di sebuah kost atau kontrakan, rata-rata semua pasti PP (pulang pergi) ke rumah masing-masing, alasannya tentu saja karena jarak antara sekolah dengan rumah sangatlah dekat, jadi tidk perlu kos apalagi kontrak.
Tapi sebagai mahasiswa tentu yang rumahnya jauh pasti akan kos atau menyewa kontrakan, dengan demikian mereka yang merasakan hal ini akan belajar untuk hidup sendiri dan mandiri, yang biasanya ketika pagi hari dibangunkan oleh ibunya, yang biasanya pakain dicucikan oleh ibunyam yang biasanya makanan dimasak oleh ibunya, yang hampir semua kebutuhan disiapkan dan dibantu oleh kedua orang tuanya, kini saat menjadi mahasiswa yang harus merantau, mereka sudah harus belajar untuk benar-benar hidup mandiri.
Dengan demikian, pemikiran seorang mahasiswa yang merantau pasti mudah terpecah, karena mereka benar-benar merasakan kerasnya hidup di kota orang.
Bagaimana tidak? Saat di rumah dulu ada orang tua dan tetangga yang menolong ketika kesusuhan, namun bagaiman jika sudah merantau? Tentu sebalijnya bukan.
Akan tetapi hal ini dapat diatasi dengan mencari relasi dengan banyak orang, mencari teman yang banyak, dan mencari informasi-informasi yang banyak tentang tempat sekitar, sehingga ketika ada masalah, kalian bisa menghubungi siapa yang kira-kira bisa membantu dan mencari tempat mana yang kira-kira akan dituju.
Dengan demikian, kamu harus bisa mempersiapkan apa saja yang kamu butuhkan untuk menempuh pendidikan di kampusku tercinta, apalagi jika kamu akan merantau di kota orangm tentu tidak sedikit persiapan dan biaya yang akan kamu keluarkan.
Mungkin ada sedikit tambahan, ketika kamu sudah menjadi anak kos, dan bertemu dengan bulan suci Ramadhan, mungkin di sinilah kamu akan merasakan rasa susah saat hidup sendiri, mulai dari menyiapkan sahur dan mencari menu buka puasa.
Jika kamu memiliki banyak teman, tentu kamu akan mudah dalam melewati rintangan-rintangan saat hidup sendiri untuk menempuh pendidikan.
Pesan saya, mencobalah untuk menjadi mahasiswa yang aktif, entah aktif dikelas dan syukur-syukur aktif dalam bidang akademis maupun organisasi.
Di perkuliahan tentu banyak sekali perlombaan yang bisa diikuti entah tim atau individu.
Apalagi jika kamu adalah anak kos, tentu jika kamu memilih untuk menjadi mahasiswa yang pasif, kamu pasti gabut alias gaada kerjaan di kos an atau kontrakan.
Di perguruan tinggi atau bisa juga kita sebut kampus, tentu memiliki kondisi lingkungan yang berbeda dibangingkan dengan kondisi lingkungan di sekolahan.
Entah itu dilihat dari cara didik pendidik terhadap muridnya, teman-teman di sekitar, waktu KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) ataupun perilaku pendidik terhadap yang dididik.
Perlu kita ketahui juga, ketika kalian sudah diterima menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi, tentu sebelum memasuki masa-masa perkuliahan, kalian akan mengalami yang namanya masa-masa ospek, dalam dunia perkuliahan, hal ini sering disebut sebagai PKKMB atau Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru.
Ketika di sekolah memang pelajar disebut sebagai siswa dan siswi, namun saat sudah memasuki kampus istilah tersebut sudah diganti menjadi mahasiswa dan mahasiswi. Namun, saat kamu baru saja dinyatakan lolos di suatu perguruan tinggi negri atau saat kamu memasuki semester satu dan semesvter dua, kamu masih disebut sebagai mahasiswa baru.
Nah, sebagai mahasiswa baru, kamu akan mendapatkan bimbingan dari kating atau kakak tingkatmu dan tentunya di sana kamu akan melakukan adaptasi dengan kondisi lingkungan perkuliahan.
Berbicara mengenai PKKMB, tentu tidak jauh dengan MOS atau ospek di tingkat sekolah yang pernah kamu alami, mereka sama-sama memberi kebijakan seperti membuat atribut ospek, membawa bekal dengan sedemikian rupa, memberi aturan untuk datang sangat pagi, ada controlling atau pressing (yang biasanya ada komdis atau komisi disiplin yang marah-marah), dan lain sebagainya.
Akan tetapi, perlu kamu ketahui bahwa saat kamu mengikuti PKKMB, akan terasa kekeluargaan yang erat di sana, karena kakak tingkat yang mengadakan PKKMB ini, selain untuk memperkenalkan mahasiswa baru kepada kondisi lingkungannya, juga mengajarkan apa arti kekeluargaan, dan kakak tingkat berusaha untuk mengajak adik-adiknya agar bisa menjalin ikatan kekeluargaan.
Oke itu mungkin seputar PKKMB yang dilaksanakan sebelum kamu memasuki masa-masa perkuliahan. Sekarang kita beralih untuk membahas masa-masa perkuliahan. Ini perlu kamu baca baik-baik karena kamu sebagai calon mahasiswa baru tentu akan mengalaminya.
Pertama, kita bahas mengenai pertemanan di perkuliahan.
Mungkin saat kamu duduk di bangku SMA, akan sangat jarang sekali teman-temanmu yang berasal dari kota lain apalagi dari pulau lain, dengan demikian tentu kamu akan sangat mudah beradaptasi dengan teman baru saat duduk di bangku sekolah.
Namun, perlu kamu ketahui bahwa saat kamu duduk di bangku kuliah, teman-teman yang akan menemani hari-harimu di dunia perkuliahan tidak hanya berasa dari daerah tempat tinggalmu saja, melainkan dari berbagai daerah dengan kebudayaan dan karakter yang berbeda-beda.
Dengan demikian, kamu harus berhati-hati saat bergaul dengan teman yang baru kamu temui.
Mungkin jika kamu adalah pribadi yang pandai bergaul, tentu saja kamu akan mudah untuk berkomunikasi dengan baik dengan siapapun teman baru mu itu, namun jika kamu bukan orang dengan tipe seperti itu.
Saya sarankan untuk berhati-hati dalam bersikap dan belajarlah untuk bisa mengerti perasaan orang lain, namun juga kembali lagi jangan sampai karena kamu mencoba untuk menjadi orang yang baik, kamu malah di manfaatkan oleh teman-temanmu.
Jadi, silahkan untuk menjadi orang yang cerdas dan pandai dalam mengambil keputusan. Sebagai mahasiswa, kamu tentu harus memiliki pemikiran yang lebih dewasa dibandingkan saat menjadi seorang siswa.
Kemudian, kita akan membahas mengenai tugas-tugas yang diberikan di perkuliahan jika dibandingkan dengan tugas-tugas yang kita dapatkan saat dibangku sekolah.
Tentu perbandingannya sangat berbeda jauh teman-teman, saat di sekolah kita akan mendapatkan tugas setelah kita memperoleh materi yang disampaikan oleh guru mata pelajaran, akan tetapi saat di perkuliahan, terkadang kita akan mengerjakan tugas hanya bermodalkan sebuah modul atau materi yang diberikan dosen dalam bentuk file seperti pdf atau ppt. dan tugas tersebut diberikan sebelum dosen menyampaikan materi yang terkait.
Yaa bisa dibayangkan bahwa kita mengerjakan tugas dengan ilmu hasil mempelajari sendiri.
Tapi memang seperti inilah menjadi mahasiswa, dosen tidak harus menjelaskan semuanya secara rinci, jika mahasiswa ingin mendapatkan ilmu yang banyak tentu harus mencari referensi yang banyak, oleh karena itu ketika awal masuk menjadi mahasiswa baru pasti akan diajak oleh universitas untuk mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan, hal ini bertujuan agar ketika memasuki proses perkuliahan nanti, dengan adanya perpustakaan diharapkan akan mempermudah mahasiswanya untuk mencari referensi.
Perlu juga kalian ketahui bahwa perilaku dosen terhadap mahasiswa tentu berbeda dengan perilaku guru terhadap muridnya.
Sebagai contoh mengenai nilai, jika di sekolah mungkin guru akan mencari muridnya jika murid tersebut tidak mempunyai nilai minimal untuk dinyatakan naik kelas, namun di dunia kampus, dosen tidak akan mencari mahasiswa hanya karena nilainya yang tidak memenuhi standart kelulusan, jika memang nilainya tidak memenuhi, maka pasti mahasiswa tersebut tidak lulus dan akan mengulang mata kuliah di tahun berikutnya.
Memang hal ini diterapkan, dengan demikian tentu memberikan dampak yang baik kepada mahasiswa seperti mengubah sifat malas menjadi rajin, yang awalnya dulu di sekolah hanya belajar saat menjelang ujian menjadi giat belajar tiap harinya, lebih memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, dan masih banyak manfaat-manfaat lain yang bisa didapatkan.
Lalu yang ketiga kita akan membahas mengenai kehidupan mahasiswanya. Saat kalian menempuh pendidikan di bangku sekolah, tentu jarang sekali ada siswa/siswi yang tinggal mandiri di sebuah kost atau kontrakan, rata-rata semua pasti PP (pulang pergi) ke rumah masing-masing, alasannya tentu saja karena jarak antara sekolah dengan rumah sangatlah dekat, jadi tidk perlu kos apalagi kontrak.
Tapi sebagai mahasiswa tentu yang rumahnya jauh pasti akan kos atau menyewa kontrakan, dengan demikian mereka yang merasakan hal ini akan belajar untuk hidup sendiri dan mandiri, yang biasanya ketika pagi hari dibangunkan oleh ibunya, yang biasanya pakain dicucikan oleh ibunyam yang biasanya makanan dimasak oleh ibunya, yang hampir semua kebutuhan disiapkan dan dibantu oleh kedua orang tuanya, kini saat menjadi mahasiswa yang harus merantau, mereka sudah harus belajar untuk benar-benar hidup mandiri.
Dengan demikian, pemikiran seorang mahasiswa yang merantau pasti mudah terpecah, karena mereka benar-benar merasakan kerasnya hidup di kota orang.
Bagaimana tidak? Saat di rumah dulu ada orang tua dan tetangga yang menolong ketika kesusuhan, namun bagaiman jika sudah merantau? Tentu sebalijnya bukan.
Akan tetapi hal ini dapat diatasi dengan mencari relasi dengan banyak orang, mencari teman yang banyak, dan mencari informasi-informasi yang banyak tentang tempat sekitar, sehingga ketika ada masalah, kalian bisa menghubungi siapa yang kira-kira bisa membantu dan mencari tempat mana yang kira-kira akan dituju.
Dengan demikian, kamu harus bisa mempersiapkan apa saja yang kamu butuhkan untuk menempuh pendidikan di kampusku tercinta, apalagi jika kamu akan merantau di kota orangm tentu tidak sedikit persiapan dan biaya yang akan kamu keluarkan.
Mungkin ada sedikit tambahan, ketika kamu sudah menjadi anak kos, dan bertemu dengan bulan suci Ramadhan, mungkin di sinilah kamu akan merasakan rasa susah saat hidup sendiri, mulai dari menyiapkan sahur dan mencari menu buka puasa.
Jika kamu memiliki banyak teman, tentu kamu akan mudah dalam melewati rintangan-rintangan saat hidup sendiri untuk menempuh pendidikan.
Pesan saya, mencobalah untuk menjadi mahasiswa yang aktif, entah aktif dikelas dan syukur-syukur aktif dalam bidang akademis maupun organisasi.
Di perkuliahan tentu banyak sekali perlombaan yang bisa diikuti entah tim atau individu.
Apalagi jika kamu adalah anak kos, tentu jika kamu memilih untuk menjadi mahasiswa yang pasif, kamu pasti gabut alias gaada kerjaan di kos an atau kontrakan.